Gula adalah suatu karbohidrat
sederhana yang menjadi sumber energi dan komoditi perdagangan utama. Gula
paling banyak diperdagangkan dalam bentuk kristal sukrosa padat.
Gula digunakan untuk mengubah rasa
menjadi manis dan keadaan
makanan atau minuman.
Gula sederhana, seperti glukosa
(yang diproduksi dari sukrosa dengan enzim atau hidrolisis asam), menyimpan energi yang
akan digunakan oleh sel.
SUKROSA
1. Pengertian sukrosa
Sukrosa merupakan suatu yang
dibentuk dari monomer-monomernya yang berupa unit dan dengan rumus
molekul C12H22O11 Senyawa ini dikenal sebagai
sumber nutrisi serta dibentuk oleh tumbuhan, tidak oleh organisme lain seperti
hewan Penambahan sukrosa dalam media berfungsi sebagai sumber karbon. Sukrosa
atau gula dapur diperoleh dari gula. Unit glukosa dan fruktosa diikat oleh
jembatan asetal oksigen dengan orientasi alpha. Struktur ini mudah dikenali
karena mengandung enam cincin glukosa dan lima cincin fruktosa. Proses
fermentasi sukrosa melibatkan mikroorganisme yang dapat memperoleh energi dari
substrat sukrosa dengan melepaskan dan produk samping berupa senyawaan alkohol.
Penggunaan yeast ini dalam proses fermentasi diduga merupakan proses tertua
dalam bioteknologi dan sering disebut dengan Sukrosa (C12H22O11)
ialah sejenis iaitu yang bersifat bukan penurun dan tidak menunjukkan
fenomena Hidrolisis sukrosa menghasilkan Sukrosa atau gula tebu merupakan
disakarida yang paling manis yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa
bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon
hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas
karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain.
Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Sumber-sumber
sukrosa yang terdapat di alam antara lain: tebu (100% mengandung sukrosa), bit,
gula nira (50%), dan jelly.
Sukrosa merupakan gula pasir biasa.
Komposisi kimia dari gula adalah sama, satu satuan fruktosa yang digabung
dengan satu satuan glukosa. Ikatan glikosida menghubungkan karbon ketal dan asetal
dan bersifat β dari fruktosa dan α dari glukosa. Pada sukrosa kedua atom karbon
anomerik digunakan untuk ikatan glikosida. Dalam sukrosa, baik fruktosa maupun
glukosa tidak memiliki gugus hemiasetal oleh karena itu, sukrosa didalam air
tidak berada dalam kesetimbangan dengan suatu bentuk aldehid atau keto.(arie
salam 2010)
2. Pembagian sukrosa
Sukrosa termasuk golongan Disakarisa
adalah merupakan gabungan dua unit monosakarida yang berikatan kovalen terhadap
sesamanya. Ikatan ini disebut ikatan glikosida yang dibentuk jika gugus
hidroksil pada salah satu gula bereaksi dengan karbon anomer pada gula yang
kedua. Disakarida yang banyak ditemukan di alam yaitu laktosa, sukrosa, dan
maltosa.
a. Laktosa
Laktosa sering juga disebut gula
susu karena hanya terdapat dalam susu. Bila dihidrolisis, laktosa akan
menghasilkan D-galaktosa dan D-glukosa. Laktosa memiliki satu atom karbon
hemiasetal dan mempunyai gugus karbonil yang berpotensi bebas pada residu
glukosa sehingga laktosa termasuk disakarida pereduksi.
b. Sukrosa
Sukrosa atau gula tebu merupakan
disakarida yang paling manis yang terdiri dari glukosa dan fruktosa. Sukrosa
bukan merupakan gula pereduksi karena sukrosa tidak mempunyai atom karbon
hemiasetal dan hemiaketal. Sukrosa tidak memilliki atom karbon monomer bebas
karena karbon anomer glukosa dan fruktosa berikatan satu dengan yang lain.
Sukrosa juga mudah dihidrolisis menjadi D-glukosa dan D-fruktosa. Sumber-sumber
sukrosa yang terdapat di alam antara lain: tebu (100% mengandung sukrosa), bit,
gula nira (50%), dan jelly.
c.
Maltosa
Maltosa merupakan disakarida yang
paling sederhana. Maltosa terdiri dari dua residu D-glukosa yang dihubungkan
oleh ikatan glikosida. Sebuah molekul glukosa dihubungkan melalui atom
karbonnya yang pertama dengan gugus hidroksil atom karbon keempat pada molekul
glukosa yang lainnya. Kedua residu glukosa tersebut berada dalam bentuk
piranosa. Maltosa memilliki gugus karbonil yang berpotensi bebas yang dapat
dioksidasi, sehingga maltosa mempunyai sifat gula pereduksi. Di dalam tubuh,
maltosa didapat dari hasil pemecahan amilum yang lebih mudah dicerna. Maltosa
banyak terdapat kecambah, susu dan pada serealia, misalnya beras.
3.
makanan yang mengandung sukrosa
Makanan adalah sesuatu yang
diperlukan oleh tubuh untuk pertukaran zat, tumbuhan dan pemeliharan dari semua
fungsi anggota tubuh kita menurut Tomasowo sedangkan menurut Altono makanan
adalah sesuatu yang akan mempengaruhi keadaan didalam mulut secara lokal selama
pengunyahan dan setelah ditelan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan masa pre dan pasca erupsi gigi-gigi dan ada juga menurut Frostel
makanan mengatakan bahwa derajat keasaman tergantung dari karbohidrat yang
dimakan dan derajat keasaman yang paling tinggi akan dicapai bila mana makanan
mengandung sukrosa.
Adapun jenis makanan yang mengandung
sukrosa antara lain
1. Kentang goreng dan donat
Kentang goreng dan donat merupakan
gula yang digoreng. sebelum dipanaskan pun, kentang dan donat ini adalah gula
sederhana. Proses penggorengan semakin memperburuk kandungan gizi. Satu kentang
goreng berdampak lebih buruk pada kesehatan dibandingkan sebatang rokok. Jadi,
ada baiknya mempertimbangkan ulang sebelum memesan porsi besar. Donat ukuran
rata-rata mengandung 200-300 kalori, hampir semuanya dari gula, dan
sedikit nutrisi lainnya.
2. Kue dan permen
Pada dasarnya, makanan ini hanya mengandung kalori kosong, kaya gula dan mendatangkan sedikit manfaat. Sebagian besar malah kaya akan lemak trans. Seratus gram kue atau permen mengandung 37-66.6 gram gula. Karena itu, ada baiknya memilih snack yang lebih sehat seperti buah kering atau kacang kacangan.
Makanan
sangat berpengaruh terehadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi menjadi
dua yaitu:
1. Isi dari makanan yang menghasilkan
energi, misalnya : karbohidrat, lemak, vitamin, protein serta mineral.
2. Fungsi mekanis dari makanan yang
dimakan. Makanan yang bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok gigi
alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi. Makanan yang bersifat
membersihkan ini adalah: apel, jambu air, bengkuang dan lain sebagainya.
Sebaliknya makanan yang lunak dan melekat pada gigi seperti; bonbon, coklat,
biskuit dan lain sebagainya.
KARIES GIGI
1.
Pengertian karies gigi
Karies gigi adalah proses
demineralisasi yang disebabkan oleh interaksi antara produk organisme, ludah,
sisa yang berasal dari makanan dan email.
Karies merupakan suatu penyakit
jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan sementara yang disebabkan oleh
aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat diragikan,
ditandai dengan adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang kemudian diikuti
oleh kerusakan bahan organiknya, akibat invasi bakteri dan kematian pulpa serta
penyebaran infeksi ke jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri.
Karies gigi adalah penyakit keropos
yang dimulai pada lokasi tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses
kerusakan atau pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai dengan
terjadinya pengikisan mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi, oleh
asam organik hasil fermentasi karbohidrat.
Karies adalah penyakit gigi yang
ditandai dengan yang ditandai dengan kerusakan jaringan,dimulai dari permukaan
gigi (pits,fissure dan daerah interprosimal)meluas keatas pulpa .
Karies adalah Suatu proses kronis,
regresif dengan dimulai dengan larutnya mineral email akbat gangguan
keseibangan antara email dan sekitarnya disebabkan oleh pembentukan asam
mikrobial kemudian terjadi destruksi komponen-komponen organik. Akhirnya
terjadi kavita.
Karies gigi merupakan salah satu
penyakit yang sangat luas penyebarannya, diperkirakan melanda penduduk
Indonesia lebih dari 90% telah mengalami karies. Secara umum diterima alasan
bahwa terjadinya karies gigi akibat dari kebiasaan makan yang salah, terutama
karena terlalu seringnya mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung
sukrosa.Penyakit tersebut dimulai dari ulah bakteri atau kuman-kuman yang
berada pada permukaan gigi. Daya kariogenetiknya dari kuman tersebut timbul
karena adanya produksi asam laktat oleh beberapa jenis bakteri asam laktat,
dengan akibat pH cairan di sekitar gigi tersebut menjadi rendah atau bersifat
sangat asam. Keadaan bagaimana yang cukup kuat untuk melarutkan mineral-mineral
dari permukaan gigi, sehingga gigi jadi keropos dan akan mengakibatkan
terjadinya karies gigi pada anak-anak yang sering mengkomsumsi makanan yang
manis.
Karies terjadi karena permukaan
terluar gigi yaitu email dihancurkan oleh asam. Gula akan diragikan oleh
bakteri yang terdapat pada plak menjadi asam. Asam akan melarutkan email
sehingga terbentuklah lubang gigi. Karies gigi juga merupakan daerah yang mengalami
penbusuk di dalam yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap
melarutkan email (permukaan gigi yang terluar dan yang paling keras) dan terus
berkembang ke bagian dalam gigi.
Karies gigi adalah penyakit keropos
yang dimulai pada lokasi tertentu pada bagian gigi, dan diikuti proses
kerusakan atau pembusukan gigi secara cepat. Karies gigi dimulai dengan
terjadinya pengikisan mineral-mineral dari permukaan atau enamel gigi, oleh
asam organik hasil fermentasi karbohidrat makanan (terutama gula pasir dan
pati-patian) yang tertinggal melekat pada bagian-bagian dan sela-sela gigi oleh
bakteri-bakteri asam maktat. Bahwa gula pasir atau sukrosa merupakan salah satu
penyebab karies gigi yang utama telah secara jelas dapat dibuktikan pada
binatang percobaan. Pada penelitian tersebut juga diungkapkan bahwa
sesungguhnya faktor yang menyebabkan terjadinya karies adalah adanya makanan
yang mengandung sukrosa tinggi dan kebetulan tertinggal cukup lama pada gusi
dan gigi. Jadi bila seluruh gula sukrosa yang dikonsumsi langsung tertelan
masuk ke dalam perut tanpa ada yang tertinggal pada gigi, maka hal itu tidak
akan menyebabkan penyebab karies gigi Ternyata sukrosa dalam bentuk makanan
yang bersifat lengket akan lebih besar peluangnya sebagai penyebab karies.
Dari hasil berbagai penelitian
terhadap binatang percobaan dan juga penelitian yang dilaksanakan langsung pada
manusia, mengungkapkan bahwa berbagai jenis gula dan hubungannya sebagai
penyebab terjadinya karies gigi telah dinilai berdasarkan urutan kegawatannya
terhadap terjadinya karies yaitu sebagai berikut: gula sukrosa yang paling
gawat, diikuti oleh glukosa, maltosa, laktosa, fruktosa, sorbitol dan xylitol.
Hampir seluruh peneliti yang bekerja pada bidang tersebut yakin bahwa sukrosa
merupakan perangsang dan penyebab terjadinya karies gigi pada manusia.Berbagai
hasil penelitian telah dapat dibuktikan bahwa kasus karies gigi pada anak-anak
sebetulnya dapat diturunkan dengan bermakna (nyata) hanya dengan melakukan
penggantian komponen sukrosa dalam makanan dengan glukosa, fruktosa atau jenis
gula lain. Dengan alasan tersebut “chewing gum” sering diberi sorbitol,
pengganti sukrosa.
Hubungan
dari faktor-faktor tersebut dapat digambarkan dengan rumus berikut
Plak
Bakteri +
Sukrosa = Asam + Permukaan gigi yang peka = Karies gigi(J.O.forrest 1995)
2. Proses terjadinya karies
Proses terjadinya karies gigi
dimulai dengan adanya plak pada permukaan gigi. Gula dari sisa makanan dan
bakteri akan menempel dan pada waktu tertentu akan berubah menjadi asam laknat
yang akan menurunkan pH mulut menjadi kritis (sekitar pH 5,5 ) sehingga
menyebabkan demineralisasi email,yang akan berlanjut menjadi karies gigi.(lis.Z
2000)
Karies ditandai dengan adanya lubang
pada jaringan keras gigi, dapat berwarna coklat atau hitam. Gigi berlubang
biasanya tidak terasa sakit sampai lubang tersebut bertambah besar dan mengenai
persyarafan dari gigi tersebut. Pada karies yang cukup dalam, biasanya keluhan
yang sering dirasakan adalah rasa ngilu bila gigi terkena rangsang panas,
dingin, atau manis. Bila dibiarkan, karies akan bertambah besar dan dapat
mencapai kamar pulpa, yaitu rongga dalam gigi yang berisi jaringan syaraf dan
pembuluh darah. Bila sudah mencapai kamar pulpa, akan terjadi proses peradangan
yang menyebabkan rasa sakit yang berdenyut. Lama kelamaan, infeksi bakteri
dapat menyebabkan kematian jaringan dalam kamar pulpa dan infeksi dapat
menjalar ke jaringan tulang penyangga gigi, sehingga dapat terjadi
absesTahap-tahap terjadinya karies adalah
1. Gigi yang sehat
Email adalah lapisan luar yang keras
seperti kristal luar. Dentin adalah lapisan yang lebih lembut di bawah email.
Kamar pulpa berisi nerves dan pembuluh darah. Merupakan bagian hidup dari gigi.
2. Lesi
putih
Bakteri yang tertarik
kepada gula dan karbohidrat akan membentuk asam. Asam akan menyerang
crystal apatit proses ini dikenal dengan proses demineralisasi. Tanda yang
pertama ini ditandai dengan adanya suatu noda putih atau lesi putih. Pada tahap
ini, proses terjadinya karies dapat dikembalikan.
3. Karies email
Proses
demineralisasi berlanjut email mulai pecah. Sekali ketika permukaan email
rusak, gigi tidak bisa lagi memperbaiki dirinya sendiri. Kavitas harus
dibersihkan dan direstorasi oleh dokter gigi.
4. Karies Dentin
Karies sudah mencapai ke dalam dentin, dimana karies ini
dapat menyebar dan mengikis email.
5. Karies mencapai
pulpa
Jika karies dibiarkan tidak dirawat,
akan mencapai pulpa gigi. Disinilah dimana saraf gigi dan pembuluh darah dapat
ditemukan. Pulpa akan terinfeksi. Abses atau fistula (jalan dari nanah) dapat
terbentuk dalam jaringan ikat yang halus.
3.
Faktor Penyebab Timbulnya Karies
Faktor
penyebab timbulnya karies adalah Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu
hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi
asam. Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket
yang melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak.
Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan
menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri yang
paling berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans. Ada
beberapa faktor penyabab timbulnya karies antara lain:
1. Konsumsi
makanan
Makanan yang
mengandung karbohidrat Jenis karbohidrat yang menyebabkan karies adalah tepung
polisakarida, sukrosa dan glukosa, di mana sukrosa paling mudah menyebabkan
karies gigi
2. Saliva.
Berkurangnya
sekresi serta kekentalan saliva. Saliva dapat menghambat karies karena aksi
buffer, kandungan bikarbonat, amoniak dan urea dalam saliva dapat menetralkan
penurunan pH yang terjadi saat gula dimetabolisme bakteri plak. Kecepatan
sekresi saliva berakibat pada peningkatan pH dan kapasitas buffernya. Bila
sekresi berkurang akan terlihat peningkatan akumulasi plcak sehingga jumlah
mikroorganisme (streptococus mutans) akan bertambah.
3. Agent
bacteria kariogenik
Pemicu
terjadinya karies gigi adalah bakteri Streptococcus mutans, terutama S.
Mutans serolipe ia memiliki sistem enzim yang dapat mensistesis gluten dari
sukrosa. Enzim yang berperan adalah glukosil transferase (GTF) yang terdapat
dalam dinding selnya. Glukan ikatan glikosidik a (1-3) yang disintesis oleh GTF
merupakan prekursor pembentuk plak gigi.
4.
Waktu
Tingkat
frekuensi gigi terkena dengan lingkungan yang kariogenik dapat memengaruhi
perkembangan karies. Setelah seseorang mengonsumsi makanan mengandung gula,
maka bakteri pada mulut dapat memetabolisme gula menjadi asam dan menurunkan
pH. PH dapat menjadi normal karena dinetralkan oleh air liur dan proses
sebelumnya telah melarutkan mineral gigi. Demineralisasi dapat terjadi setelah
2 jam.
4.
Pencegahan Karies gigi
Pencegahan
karies gigi adalah Menurunkan jumlah kuman, misalnya dengan berkumur
antiseptik. Membersihkan plak secara periodik. Meningkatkan daya tahan gigi,
misalnya dengan penggunaan pasta gigi yang mengandung fluor atau mengkonsumsi
tablet fluor dengan dosis yang tepat. Merubah pola makan. Membatasi makanan
yang mengandung sukrosa, jangan mengemil yang mengandung gula, menghindari
konsumsi gula sebelum tidur. Soft drink juga mengandung banyak gula. Berkumur
dengan air bersih setelah makan Menyikat gigi dengan teratur. Belajar
menyikat gigi dilakukan sedini mungkin, mulai pada saat gigi baru tumbuh.
Paling penting saat malam sesbelum tidur. ( Massler,2000).
1.
Mengontrol diet makanan
Kurangi
makan-makanan yang manis dan dapat mengontrol pola hidup dan kebiasaan
anak-anak dikalah sedang bermain diluar rumah yang sering jajan sembarangan.
kontrol yang lebih baik terhadap kebiasaan mengonsumsi makanan manis yang dapat
menyebabkan karies gigi. dengan demikian,terdapat dugaan bahwa kebiasaan
mengonsumsi makanan manis denga lebih terkontrol tersebut merupakan salah satu
faktor yang menpengaruhi status karies gigi,sehingga pada skor Indeks DMF-T dan
def-t terlihat relatif lebih manggambarkan adanya penurunan.
1. Pola makan yang sehat
2. Makanlah makanan yang mengandung
kalsium, vitamin C dan vitamin D yang berguna untuk memperkuat gigi.
3. Makanlah makanan yang mengandung
protein karena protein dapat menghambat terjadinya proses karies.
4. Makanlah makanan yang mengandung
lemak. Karena lemak akan membentuk lapisan matrix pada gigi sehingga gigi
menjadi licin sehingga karbohidrat sulit melekat pada gigi.
5. Makanlah sayur – sayuran. Karena
sayuran mempunyai kandungan yang disebut nitrat. Bahan tersebut dapat
menghambat kerja bakteri
2.
menyikat gigi baik dan benar
menyikat
gigi yang benar dimulai dari gusi menuju gigi (arah vertikal). Biasakan
menggerakkan sikat gigi dengan cara memutar dari gusi ke gigi sehingga dapat
memghilangkan plak. Selain itu dapat melancarkan peredaran darah pada
gusi.Kumur-kumurlah menggunakan atau cairan antiseptik.
3.
Kebersihan mulut
Kebersihan
perorangan terdiri dari pembersihan gigi yang baik. Kebersihan mulut yang baik
diperluklan untuk meminimalisir agen penyebab penyakit mulut dan membuang plak
gigi.. Karies dapat dicegah dengan pembersihan dan pemeriksaan gigi teratur.
C.
Hubungan makanan yang mengandung sukrosa terhadap terjadinya karies gigi
Bila kita
lalai membersihkan gigi, maka terbentuklah suatu lapisan plak pada permukaan
gigi. Plak seperti yang telah kita ketahui mengandung banyak kuman-kuman.
Kuman-kuman plak senang sekali makanan-makanan yang manis-manis, gula adalah
makanan dan sumber tenaga kuman, gula menyebabkan mereka tumbuh subur dan makin
banyak.
Apabila kita
makan-makanan yang manis-manis, sisa gula yang melekat pada gigi akan diubah
oleh kuman-kuman plak menjadi asam. Permukaan gigi yang terkena oleh asam akan
larut menjadi berlubang. Setiap kali kita makan gula atau makanan yang manis,
ingatlah agar segera membersihkannya dengan menyikat gigi, atau kumur-kumur
agar gigi tetap bersih dan sehat.
Menurut
Mäkinen pada tahun 1977 sebagai berikut: seperti telah dijelaskan mikroba
keriogenik Streptococcus yang berada dalam mulut, secara anaerobik melalui
enzim yang diproduksinya mampu mencerna atau menghidrolisis sukrosa menjadi
glukosa dan fruktosa. Dari hasil metabolisma jenis gula tersebut, terbentuklah
polimer rantai panjang dari glukosa yang disebut dekstran atau polimer rantai
panjang dari fruktosa yang disebut levans. Jenis polimer-polimer tersebut
kemudian berkembang menjadi noda pada permukaan gigi. Noda-noda tersebut
bersifat gel yang sangat lengket sekali. Proses pengeroposan gigi sendiri
disebabkan oleh pengaruh asam laktat, yaitu produk hasil sampingan dari
metabolisir fruktosa dan levans.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar