Sejujurnya
sulit untuk mengungkapkan apa yang selama ini telah menyiksaku, tapi harus aku
utarakan karna sudah sejak lama perasaan itu menghampiriku dan kini tak dapat
lagi aku memendamnya sendiri ..
Terhitung
sejak tiga tahun yang lalu, tepat ketika kau mengajak.ku bergabung dalam sebuah
organisasi. Kemudian hal tersebut berlanjut saat kita berada pada suatu kelas
yang sama. Aku senang karena dapat diterima dan pertisipasi dengan baik disana.
Tepat sekitar sepuluh bulan kita berada dikelas itu, aku menemukan hal yang
janggal darimu. Kau mulai menanyakan sesuatu yang sedikit tak begitu penting
dalam pesan singkatmu padaku dan kau semakin sering mengirimiku pesan. Tak bisa
ku pungkiri, aku merasa sangat senang tetapi tetap saja aku merasa janggal
dengan sikapmu itu. Bahkan beberapa hari selanjutnya kau mulai menanyakan
bagaimana kabarku dan meminta izin untuk sekedar ngobrol denganku. Kemudian hal
tersebut kembali berlanjut hingga sekitar dua bulanan. Subhanallah, entah apa
yang telah merasukiku, mungkin syaitan telah menguasai kelemahanku.
Astaghfirullah .....
Aku tak
tahu perasaan apa ini. Namun setiap kau mengirim pesan, meski itu hanya “send
all” tapi aku merasa istimewa. Saat kau mulai memuji sesuatu dariku meski hanya
pujian biasa yang kau utarakan juga pada saudaramu yang lain atau sekedar salam
yang biasa kau ucapkan pada saudara sesama muslim. Itu semua telah mengubah
cara pandangku terhadapmu yang kini mulai istimewa dimataku. Apalagi saat ku
dengar jika ternyata kau sering mencari
tau tentang aku. Aku tak bisa mengelak, aku telah tersihir dan jatuh pada
perasaan yang dibalut indah oleh musuh sejati kita, “syaitan yang terkutuk”.
Masya allah, betapa indahnya perasaan itu aku merasakannya kini.
Astaghfirullah.....
Berkali-kali
aku menyalahkan sikapku yang salah menilaimu, dan nuraniku kini mulai khawatir.
Aku terus meyakinkan bahwa ini hanyalah hal biasa, akulah yang terlalu
berlebihan dalam menyikapinya. Namun aku semakin tak berdaya saat aku membaca
pesan yang kau tunjukan kepadaku. Awalnya aku tak percaya namun setelah ku baca
isi pesan tersebut ternyata kau mengungkapkan perasaanmu dan jelas-jelas kau
menulis namaku disana. Aku semakin terbuai dalam keindahan ini, rasanya seperti
melayang keangkasa. Tapi aku kembali tersungkur, seharusnya tidak seperti ini.
Kau lebih faham. Kau Lebih mengerti.
Kau
ingat saat kau berjanji kau akan menungguku dan kau mengatakan ingin meminangku
? kau ingatkah ? Aku sangat tersanjung dan senang saat itu, sebab kau telah
menunjukan jalan yang benar dan akhirnya kau akan menghalalkan hubungan yang
mengganggu batin ini. Namun lagi-lagi itu hanyalah tinggal janji semata. Aku
kembali hancur. Hancur !!!
Kini
sekitar dua tahun telah berlalu, aku masih merasa janggal pada dirimu. Kehancuran
yang kurasakan saat itu tak mengubah perasaanku sedikitpun. Benih perasaan yang
dulu pernah kau tanamkan didalam hatiku, kini telah kembali tumbuh subur
meskipun selama ini tak pernah kau sirami dengan cinta dan kasih sayangmu. Hal
tersebut karena didasari oleh sabar dan ikhlas serta cinta atas nama allah SWT.
Afwan ku tegaskan, janganlah engkau mengumbar harapan dan janji kepadaku.
Tetapi jika kau tak bisa memahami pintaku ini, maka MINTALAH AKU PADA ORANG
TUAKU DAN HALALKAN AKU BAGIMU !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar