Jumat, 30 November 2012

kejujuran hati seorang ukhti


Sejujurnya sulit untuk mengungkapkan apa yang selama ini telah menyiksaku, tapi harus aku utarakan karna sudah sejak lama perasaan itu menghampiriku dan kini tak dapat lagi aku memendamnya sendiri ..
Terhitung sejak tiga tahun yang lalu, tepat ketika kau mengajak.ku bergabung dalam sebuah organisasi. Kemudian hal tersebut berlanjut saat kita berada pada suatu kelas yang sama. Aku senang karena dapat diterima dan pertisipasi dengan baik disana. Tepat sekitar sepuluh bulan kita berada dikelas itu, aku menemukan hal yang janggal darimu. Kau mulai menanyakan sesuatu yang sedikit tak begitu penting dalam pesan singkatmu padaku dan kau semakin sering mengirimiku pesan. Tak bisa ku pungkiri, aku merasa sangat senang tetapi tetap saja aku merasa janggal dengan sikapmu itu. Bahkan beberapa hari selanjutnya kau mulai menanyakan bagaimana kabarku dan meminta izin untuk sekedar ngobrol denganku. Kemudian hal tersebut kembali berlanjut hingga sekitar dua bulanan. Subhanallah, entah apa yang telah merasukiku, mungkin syaitan telah menguasai kelemahanku. Astaghfirullah .....
Aku tak tahu perasaan apa ini. Namun setiap kau mengirim pesan, meski itu hanya “send all” tapi aku merasa istimewa. Saat kau mulai memuji sesuatu dariku meski hanya pujian biasa yang kau utarakan juga pada saudaramu yang lain atau sekedar salam yang biasa kau ucapkan pada saudara sesama muslim. Itu semua telah mengubah cara pandangku terhadapmu yang kini mulai istimewa dimataku. Apalagi saat ku dengar  jika ternyata kau sering mencari tau tentang aku. Aku tak bisa mengelak, aku telah tersihir dan jatuh pada perasaan yang dibalut indah oleh musuh sejati kita, “syaitan yang terkutuk”. Masya allah, betapa indahnya perasaan itu aku merasakannya kini. Astaghfirullah.....
Berkali-kali aku menyalahkan sikapku yang salah menilaimu, dan nuraniku kini mulai khawatir. Aku terus meyakinkan bahwa ini hanyalah hal biasa, akulah yang terlalu berlebihan dalam menyikapinya. Namun aku semakin tak berdaya saat aku membaca pesan yang kau tunjukan kepadaku. Awalnya aku tak percaya namun setelah ku baca isi pesan tersebut ternyata kau mengungkapkan perasaanmu dan jelas-jelas kau menulis namaku disana. Aku semakin terbuai dalam keindahan ini, rasanya seperti melayang keangkasa. Tapi aku kembali tersungkur, seharusnya tidak seperti ini. Kau lebih faham. Kau Lebih mengerti.
Kau ingat saat kau berjanji kau akan menungguku dan kau mengatakan ingin meminangku ? kau ingatkah ? Aku sangat tersanjung dan senang saat itu, sebab kau telah menunjukan jalan yang benar dan akhirnya kau akan menghalalkan hubungan yang mengganggu batin ini. Namun lagi-lagi itu hanyalah tinggal janji semata. Aku kembali hancur. Hancur !!!
Kini sekitar dua tahun telah berlalu, aku masih merasa janggal pada dirimu. Kehancuran yang kurasakan saat itu tak mengubah perasaanku sedikitpun. Benih perasaan yang dulu pernah kau tanamkan didalam hatiku, kini telah kembali tumbuh subur meskipun selama ini tak pernah kau sirami dengan cinta dan kasih sayangmu. Hal tersebut karena didasari oleh sabar dan ikhlas serta cinta atas nama allah SWT. Afwan ku tegaskan, janganlah engkau mengumbar harapan dan janji kepadaku. Tetapi jika kau tak bisa memahami pintaku ini, maka MINTALAH AKU PADA ORANG TUAKU DAN HALALKAN AKU BAGIMU !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar